Bulan mei 2015 ini seorang mahasiswa Atmajaya jogja jurusan Teknologi Industri Program Studi Teknik Informatika terpeleset jatuh ke Kawah Merapi. Seorang gadis bernama agnes fahriana menuliskan cerita kedekatanya dengan korban yang bernama Erri Yunanto.
Seperti apakah sosok dibalik Erri Yunanto, berikut ini mimin kutip postingan dari instagram mbak agnes fahriana.
Hai, dunia. Hai, alam. Salam lestari. Itu yang biasa kamu katakan.
Erri Yunanto, pria 20 tahun yg akan menjadi 21 tahun tanggal 16 juni esok adalah pria yang baru saja ku kenal kurang lebih 2 bulan yg lalu. Hanya berawal dari “Samlekom” yang ternyata memang sapaan khas dari nya untuk seseorang yg ingin ia ajak kenalan.
2 bulan waktu yg singkat tentunya untuk masa dekat, tapi ia seorang pria hebat saya akui, hanya dalam beberapa minggu saya bisa memberi hati saya.
Apa senjatanya? Humoris, supel dan perhatian. Iya 3 itu yang bisa membuat saya terus berbagi cerita tentang ia ke teman2 saya. Membanggakannya.
Kalimat-kalimat seperti
“Dek, udah makan?””jangan makan dulu””nanti makan sama abang aja ya” yg langsung saja saya jawab “ya” dan agak lama kemudian dia kembali mengirim pesan “dek abang di depan” saya turun, dan saat itu hujan sedang deras, cukup jauh perjalanan yg ia tempuh (godean-seturan) dia duduk di atas motor dengan mantel hujannya, “malam ini kita main barongsai-barongsai-an dulu yo, kamu jangan sampe kena ujan, sembunyi yg bener di mantel” kalimat yg dia sampaikan dengan logat khasnya, simpel, lucu, dan berhasil membuat saya bahagia. Dan kami pun pergi hanya untuk menemani saya makan dan ia kembali pulang.
Masih sangat banyak sekali hal-hal ajaib, konyol dan absurd yg ia lakukan saat bersama saya. Hal-hal yg sangat berkesan dalam 2 bulan dekatnya kami. Akan terlalu banyak apabila diceritakan. Termasuk janji-janji seabreknya untuk mengajak saya ke tempat-tempat kuliner andalannya. Terutama ke tempat soto, salah satu makanan favoritnya. Yang tentunya sampai saat ini belum terjadi… Saya orang yg bodoh saya rasa sampai-sampai tiba saat kami saling sibuk kuliah dan tak lagi intensif menyapa. Hanya sekedar bertanya keperluan yg kami lakukan. Kebetulan ia mau mencoba PKL di perusahaan tempat bapak saya bekerja, sehingga dia hanya sekedar bertanya tentang hal itu. Dan saya hanya sekedar bertanya tentang menu favorit apa yg ada di restoran tempat ia pernah part time dulu. Part time yg ia jalani agar mendapat upah yg ia jadikan sebagai pembekalan untuk menikmati indahnya lombok dan menembus ketinggian rinjani, begitu ceritanya dulu.
“Ini aku mau cari part time lagi, ada rencana mau ke NTT nanti.” “Yoo ayolah kita ke karimun jawa dek” “kamu harus liat raja ampat sama aku nanti dek!” “Iyo katane derawan apik yo, ke sana lah aku nanti” “Kalo kamu mau ajak aku, ajak kalo nggak ke pantai, kita ke gunung, langsung cabut dek!” “Ini ada rencana mau ke merapi”
Pecinta alam. Luar biasa dalam hati saya, yg juga seorang yg mencintai travelling walau tak se-kece dia, memujamuji kecintaannya terhadap alam ciptaan Allah swt. Bertambah lah satu kelebihannya.
Kamis, 14 Mei 2015
Chat terakhir kami.
“Dek tempat kerja papamu kemaren PT apa?
“PT Bad*** NG* bang”
“okedeh maacih” *emote sandra dewi kedip mata*
*emote kodok bilang yeah*
Sabtu, 16 Mei 2015
Pukul 01.45 wib dini hari
Saya membuka akun path saya, melihat-lihat momen-momen yang ada, terdapat satu momen yg sangat menarik untuk saya. Momen yg di share oleh akun bernama Erri Yunanto. Momen ia berfoto dengan kedua temannya, dengan posisi ia ditengah, ‘sebelum mendaki boleh selfie 🏻’ begitu captionnya.
Saya save foto itu, saya kirimkan foto itu ke teman dekat saya dengan diikuti chat “kangen bgt sama yg ditengah”
“Chat sudah” balasnya
“Gamau”
“Lah kenapa?”
“Aku maunya ketemu errinya”
———–
Minggu, 17 Mei 2015
11.00 wib
Makin kangen, kangen bgt. Entah. Belum pernah saya merasakan kangen seperti ini. Saya ceritakan kembali keresahan saya kepada teman dekat saya.
Sampai akhirnya saya ingin mencoba untuk memulai chat: “Kak” itu tulis saya (11.38 wib)
Saya dan teman saya pergi untuk membuat tugas dikos teman sekelas kami
12.30 wib
“Ih kok yudi(salah satu nama teman di line saya) ng-like post ada erri nya?!” *saya baca isi postnya*
Menangis. Iya itu yg saya lakukan seketika. Sangat kaget dan sedih sekali saat membacanya. Panik. Suasana rusak.
Tertulis di sana erri terjatuh terpeleset dari puncak garuda merapi ke arah kawah pada pukul 11.00 wib, sabtu 16/5. Sudah sehari dan saya baru tau sekarang, saya bodoh.
Seharian saya menangis. Mata saya sudah sembab tidak karuan. Penyesalan datang. “Kenapa ga saya chat aja, knp harus gamau, knp harus gengsi ajak jalan duluan, knp pas dia blg mau serius tapi saya kira becanda karena sifatnya yg keterlewatan humoris padahal saya memiliki banyak rasa pada nya, knp knp knp knp knp” banyak yg saya pertanyakan dan saya persalahkan pada diri saya. Saya sadar ini tidak menyelesaikan masalah. Dimana-mana sudah mengucapkan rasa belasungkawa yg membuat saya cukup kesal karena saya tau bahwa raga pria petualang yg saya sayangi saja belum bisa dievakuasi.
Saya hanya bisa berdoa. Dan menangis.
Erri Yunanto, pria yg sempat memberikan hari-hari yg indah luar biasa sekarang sudah memiliki tempat kekal disisiNya. Kecintaannya terhadap alam membuatnya amat dicintai pula oleh alam sehingga nyawanya dipeluk erat oleh alam. Puncak garuda yg ia impikan akan menjadi puncak terakhirnya di dunia. Kini saatnya ia menyentuh puncak akherat. Puncak syurga. Puncak dari segala puncak. Itu puncak terindah bang, abang harus kesana, lalu ceritakan kembali ke adek. Atau kapan-kapan ajak adek kesana bang?
Aku mewakili orang banyak bang, ingin mengucapkan terimakasih banyak karena telah memberikan pelajaran hidup. Bahwa alam yang indah ini dapat menjadi ancaman. Memberikan pelajaran bahwa selalu berhati-hati dalam bertindak. Alam ada untuk dilestarikan bukan sekedar untuk diabadikan.
Dan terimakasih Erri Yunanto yg saya sayangi. Di pertemuan singkat kita di akhir hayat mu ini kamu sudah memberikan banyak sekali pengalaman dan pembelajaran yg membuat aku tidak bisa lupa.
Jangan pernah ragu untuk menyayangi, mengasihi dan mencintai. Karena kesempatan tidak akan berulang. Penyesalan memang datang belakangan.
Jangan pernah lagi menyia-nyiakan rasa sayang yg diberikan, karena kita tidak akan pernah tau kapan sayang itu akan hilang, entah rasa nya atau pun orangnya. Seperti kita bang.
Cintai apa yang kamu miliki, sebelum cinta itu mengajarimu apa arti kehilangan.
Terlalu banyak kita saling mengutarakan janji yang tidak sempat untuk saling ditepati. Terlalu banyak rencana kita untuk pergi yg sekarang sekedar menjadi mimpi. Astagfirullah. Kangen.
Mungkin kita dipertemukan memang sekedar untuk saling berbagi tawa, canda dan pelajaran hidup. Ya bang?
Innalillahi wa innailaihi rojiun. Selamat jalan kakak, abang, sayang, selamat menempuh perjalanan terjauhmu. Semoga Allah memberikanmu alam-alam indah di sana yg jauh lebih indah dari alam di dunia yg hanya sementara ini ya, bang.
Agnes kangen dan sayang Erri Yunanto. See you dan…salam lestari
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Penggalan kisah agnes fahriana untuk Erri Yunanto (Mahasiswa yang jatuh di Kawah Merapi)"
Posting Komentar